Pernahkah kalian memperhatikan orang-orang yang memiliki anggota keluarganya tidak komplit. Yang terlahir di keluarga yang bermasalah, broken home. Atau tidak memiliki orang tua yang komplit, bahkan sudah tidak memiliki orang tua. Rasa syukur mereka jauh lebih besar dari orang yang masih memiliki semuanya. Memiliki rasa terima kasih lebih besar, dan sudut pandangnya lebih besar. Sehingga mereka tahu bagaimana lebih menghargai orang tua dan orang lain.
Orang Yang Memiliki Keluarga Tidak Utuh Rasa Syukurnya Jauh Lebih Besar
Memiliki keluarga yang tidak komplit membuat orang memiliki rasa syukur yang jauh lebih besar. Jauh lebih dalam. Karena mereka merasakan bagaimana rasanya tidak memiliki keluarga yang tidak komplit, tidak utuh. Sehingga saat melihat seseorang yang memiliki semuanya yang masih kompllit, mereka akan selalu mengingatkan untuk tetap menghargai, menghormati dan menjaga mereka. Apalagi saat ada teman yang tidak sopan atau tidak menghormati orang tua atau anggota keluarganya, sebagai seseorang yang memiliki keluarga yang tidak komplit pasti akan merasa sangat marah. Saya sendiri yang sudah tidak memiliki ayah, karena ayah sudah meninggal sejak saya SD, saya akan merasa sangat terganggu saat melihat orang apalagi teman sendiri yang tidak respek, tidak hormat kepada orang tuanya terutama pada ayahnya.
Sehingga saya akan menjadi sangat marah dan kesal jika itu terjadi di depan mata saya. Mereka belum tahu rasanya kehilangan orang tua. Sehingga masih bersikap tidak tahu diri. Saya pribadi pernah berantem dengan teman baik saya sendiri, karena dia tidak hormat kepada ayahnya. Jaman masih SMP kelas 3. Yang dimana kami memiliki kelas tambahan, sebagai persiapan sebelum menghadapi ujian nasional. Sehingga kita akan sampai sore belajarnya. Dan kami dilarang untuk istirahat makan keluar sekolah. Jadi orang tua harus membawa makanan ke sekolah, jadi kita mengambilnya di piket. Dan kebetulan orang rumah sedang sangat sibuk, sehingga ibuku bilang kalau bisa titip ke orang tua temen yang mau membeli makanan, nanti ibu ku ganti uang makanannya. Jadi saya titip ke ayah temen saya karena akan sekalian membeli makanan.
Dan jam istirahat semakin menipis, makanan belum kunjung ada. Dan teman saya ini menelpon ayahnya menanyakan makanannya. Dan ayahnya bilang aduh, ayah lupa, ayah nya lagi di jalan lagi ada banyak kerjaan. Jadi mau tidak mau kita tidak makan di istirahat itu. Saya tidak masalah, tapi yang menjadi masalah adalah respon teman saya. Setelah ayahnya mengatakan seperti itu, dia langsung merespon, ah gimana sih, udah laper juga, saya sumpahin ayah celaka dalam perjalanan nya. Dan disitu, saya langsung marah, dan memaki teman saya, dan kebetulan ukuran badannya 2x dari saya, dia mencekik saya dengan satu tangan dan mengangkat saya. Wah itu salah satu momen yang tidak terlupakan.